Kisah Cinta Zahrana
A. Identitas
Buku
Judul
buku : Cinta Suci Zahrana
Penulis
: Habibburrahman
El Shirazy
Penerbit
:Ihwan
Publishing House
Jumlah
Halaman : 284 Halaman
B. Ringkasan
Buku
Setelah
menulis novel-novel best seller sebelumnya yang bertajuk Ayat-Ayat Cinta,
Ketika Cinta Bertasbih dan Bumi Cinta, kini Habiburrahman El Shirazi kembali
menulis sebuah novel pembangun jiwa yang berjudul Cinta Suci Zahrana. Berbeda
dengan novel sebelumnya yang menceritakan kehidupan seorang pemuda dengan latar
negera lain seperti Mesir atau Rusia, di novel ini kang Abik menceritakan
tentang seorang gadis yang sukses dengan pendidikan dan kariernya namun tidak
dengan kehidupan pribadinya.
Dewi
Zahrana adalah sosok seorang gadis yang sukses dengan pendidikanya. Banyak
prestasi yang telah diraihnya. Ia lulus sarjana Arsitektur di Universitas Gajah
Mada (UGM) dengan predikat mahasiswa terbaik. Dua bulan setelah wisuda ia
ditawari untuk mengajar sebagai asisten dosen di UGM dan akan diproyeksikan
untuk kuliah S2 di Belanda. Namun tawaran itu harus ia tolak karena
mempertimbangkan kondisi orang tuanya yang sudah tua dan renta yang tak bisa ia
tinggalkan jauh darinya. Karena prestasi yang banyak diraihnya, akhirnya ia
diterima sebagai dosen di fakultas teknik Universitas Mangunkrasa.
Ia menulis banyak artikel tentang arsitektur. Artikel yang ia tulis di jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh RMIT Mellbourne, Australia mendapat apresiasi luar biasa dari para Arsitektur dunia. Dan puncaknya ia diundang ke Beijing untuk diberi penghargaan level internasional oleh school of architecture, Tsinghua University. Di Asia tenggara katanya ialah yang pertama kali meraihnya. Ia tak hanya mengangkat martabat keluarganya tetapi juga bangsa dan negara.
Namun
kedua orang tuanya sudah kenyang dengan penghargaan yang diraihnya. Kini mereka
sudah tak membutuhkanya lagi. Yang mereka butuhkan adalah melihat Zahrana
menikah dan menimang cucu yang akan menemani mereka di masa tuanya.
Ketika
kuliah S1 zahrana sempat ditawari Lina untuk menikah dengan Mas Andi yang kini
menjadi suaminya, namun Zahrana menolaknya, setelah menolak mas Andi Zahrana
kembali menolak Mas Gugun kaka temanya yang sudah sejak lama menyimpan perasaan
pada Zahrana.
Setahun
setelah menjadi dosen di Mangunkarsa ia ditawari menikah oleh kedua orang
tuanya dengan seorang lurah yang berminat untuk melamarnya, namun ia tolak juga
karena bertepatan dengan ia mendapatakan besiswa dari Dikti untuk kuliah S2 di
ITB, jika ia menikah ia khawatir kuliahnya terganggu.
Ia
mulai memahami keinginan orang tuanya untuk menikah yang sebenarnya ia pun
menginginkannya, namun Zahrana berfikir pemuda mana yang mau menikahinya
diumurnya yang sudah mencapai tiga puluh empat tahun. Namun Lina meyakinkanya
dan berjanji untuk membantunya menemukanya dengan jodohnya.
Pak
Sukarman, Dekan di Fakultas tempatnya bekerja ternyata sudah lama
memperhatikanya dan jatuh cinta padanya, ia bermaksud untuk melamarnya. Namun lamaran itu ia tolak karena ia tak
dapat menerima perilakunya yang amoral. Dikalangan kampus sudah terkenal bahwa
ia sering jowal-jawil mahasiswinya tetapi ia menganggapnya hanya guyon. bahkan
satpam ditempanya bekerja itu pernah memergokinya sedang digerebek bersama perempuan
tidak jelas di sebuah hotel, namun ia tidak diproses secara hukum karena ia
membayar polisi dan semua orang yang menggerebeknya.
Karena
penolakanya kepada Pak Sukarman ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari
pekerjaanya. Namun setelah kejadian itu ia sering mendapatkan teror-teror keji
yang masuk lewat HP nya. Tak lama kemudian ia diterima menjadi pengajar di STM
Al-Fatah Mranggen.
Pada
suatu malam ketika ia membuka emailnya Zahrana menerima sebuah email yang
judulnya “Sebuah Tawaran jika Berkenan”. Ternyata itu adalah email dari Pak
Didik yang isinya memintanya untuk menjadi isteri keduanya. Tubuhnya bergetar,
ia tak tahu apa yang sedang dirasakanya, matanya berkaca-kaca.ia merasakan
betapa tak mudanya menjadi seorang gadis yang terlambat menikah dan betapa
susahnya menjadi wanita.
Esoknya
ia nekat membawa Lina untuk menemui Bu Nyai, barangkali Bu Nyai bisa memberikan
solusi atas masalah yang sedang dihadapinya. Zahrana hanya ingin menikah dengan
lelaki yang sholeh, tak peduli dengan statusnya, pekerjaanya, ataupun lulusan
apa. Bu Nyai menawarkan pada Zahrana seorang santri yang diandalkan Pak Kiyai.
ia seorang duda tak beranak karena istrinya meninggal dan dia adalah seorang
pedagang kerupuk, namanya Ramad. Bu Nyai bilang bahwa Zahrana boleh melihat
dulu calon suaminya, lelaki itu akan disuruh Bu Nyai untuk berdagang disekitar
perumahan Zahrana tanpa tahu apa yang
sebenarnya terjadi. Ternyata penjual kerupuk itu masih muda dan tampan, otot
lenganya yang kekar menjadi pesona tersendiri. Zahrana setuju untuk menikah
dengan lelaki itu.
Upacara
pernikahan Zahrana esok akan di gelar, namun ternyata Allah berkehendak lain.
Bukan upacara pernikahan yang di gelar, melainkan upacara penguburan calon
suaminya. Di hari yang sama ayahnya meninggal menyusul calon menantunya.
Zahrana
sangat terpukul dengan kejadian ini, ia pingsan beberapa kali dan harus
dilarikan ke Rumah Sakit. Dokter yang merawat Zahrana ternyata adalah ibu dari
mahasiswanya yang bernama Hasan, namanya Zulaikha. Hasan adalah mahasiswa yang ia
bimbing skripsinya bahkan setelah ia tak menjadi dosen di Mangunkarsa ia tetap
selalu meminta pendapat tentang skripsinya pada Bu Zahrana. Hasan pun sering
mampir ke rumah Zahrana untuk meminta referensi untuk skripsinya itu. Zahrana
termasuk orang yang di dengar pendapatnya oleh Hasan.
Pada
suatu sore Bu Zulaikha datang ke rumahnya bermaksud untuk menyampaikan lamaran
Hasan kepadanya. Zahrana kaget dan tak percaya. Namun Bu Zulaikha berusaha
meyakinkan bahwa Hasan benar-benar serius denganya dan ingin menikahinya.
Masih
dalam rasa tak percayanya Zahrana mengajukan syarat jika memang benar Hasan
serius padanya. Zahrana mengajukan syarat bahwa akad nikahnya hari itu juga
bakda sholat Tarawih. Syarat yang diajukannya itu bukan berarti ia meragukan
keseriusan Hasan, namun ia tak menginginkan hal-hal yang diluar kehendaknya
sebagai manusia terulang kembali. Hasan menyetujuinya. Malam itu juga mereka
menikah disaksikan jamaah solat Tarawih yang penuh dengan rasa Haru.
C. Analisis
Unsur Intrinsik
· Tema
Tema yang diangkat
dalam novel ini masih sama dengan novel-novel kang Abik sebelumnya yaitu
menceritakan tentang kisah percintaan, bagaimana kehidupan seorang gadis dalam
menemukan jodohnya.
· Penokohan
o
Dewi Zahrana
Zahrana
adalah tokoh utama dalam novel ini adalah orang yang pintar dan sering
mendapatkan penghargaan atas prestasi yang diraihnya. Dia selalu mementingkan
kuliah dan selalu menunda-nunda untuk menikah, terkadang egois dan mengabaikan
keinginan orang tuanya. terlihat pada kutipan berikut ini “ayah dan ibunya
menyarankan untuk menikah dan menawari seorang lurah yang berniat melamarnya,
namun itu bertepatan dengan ia mendapatkan beasiswa dari Dikti untuk melanjutkan S2 di ITB. Ia tidak memilih
untuk menikah dulu karena ia beralasan kalau menikah dulu konsentrasinya bisa
terganggu”
o
Pak Munajat
Ia
adalah ayahnya Zahrana, wataknya agak keras, tegas namun penuh penyayang. Wataknya yang tegas
dapat kita lihat pada kutipan “Alhamdulillah.
Ikut senang. tapi lebih senang seandainya di wisuda hafal Al-Quran” pada
halaman Sembilan. Pak Munajat adalah orang yang religius, “kamu kan tahu Nduk, Bapak mu itu kalau sudah bedug
denger suara Azan ya urusanya langsung ke Musolla”(halaman 114).
o
Bu Nuriyah
Ibunya
Zahrana ini sangat lemah lembut dan tidak tegaan. Selalu mengabulkan keinginan
Zahrana seperti pada halaman lima ketika Zahrana ingin masuk SMA negeri.
o
Lina
Lina
adalah sahabat dekat Zahrana sejak SMA. Di dalam novel dijelaskan bahwa Lina
itu sahabat “yang meneduhkan dikala gelisah, dekat dikala susah, mengobati
dikala sakit, dan mesra dikala bahagia”. Dengan melihat diaolog antara Lina dan
Rana pada halaman 102 sampai 109 dan di halaman 164 sampai 168 kita akan lebih
mengenal sosok Lina yang sangat menyayangi sahabatnya.
o
Hasan
Mahasiswa
yang skripsinya dibimbing Zahrana namun akhirnya Hasan tertarik dengan Bu
Zahrana dan akhirnya menjadi suaminya.
o
Bu Merlin
Orang
yang sangat dihormati Zahrana karena Bu Merlin Yang membantu memasukan Zahrana
ke universitas Mangunkarsa. Bu Merlin pun orang yang bijaksana.
o
Pak Karman
Pak
Karman. Orang adalah orang amoral suka bermain dengan wanita lain, pendendam,
kejam dan gelar yang disandangnya hanya sebagai pemanis. Seperti pada ucapanya
ketika Zahrana menolak lamarannya di
halaman 214, “Kau benar-benar ingin mengajak bermain api denganku Zahrana. Baik
tunggu pembalasanku. Kau akan tahu akibanya mempermainkan seorang Insinyur Haji
Sukarman, Msc. Tunggu saja. Akan kubuat kau menangis siang dan malamdan
merasakan penyesalan yang tiada berkesudahan”.
·
Alur
Alur
penulisan novel ini adalah maju mundur. Pada bagian awal novel ini menceritakan
tentang penghargaan yang dirah Zahrana, selanjutnya pembaca di ajak untuk
kembali ke masa lalu zahrana tentang sekolah-sekolahnya dan penghargaan-penghargaan
yang telah diraih Zahrana. cerita selanjutnya berkisah tentang jalan cerita
Zahrana dalam menemukan jodohnya.
·
Latar/setting tempat
Pada
bagian awal novel ini berlatar di Bandara karena Zahrana akan berangkat ke
China, selanjutnya berlatar di China yang menceritakan betapa megahnya gaya
arsitektur Tsinghua University dan beberapa bangunan tua di China seperti
mesjid Niujie. Pada pertengahan cerita novel ini berlatar di daerah Solo
tepatnya di daerah Mangunkarsa. Namun di Akhir novel ini kembali berlatar di
China karena Zahrana menerima besiswa yang ditawarkan universitas Fudan. Hasan pun
memilih melepaskan beaiswa di Malaysia dan lebih memilih kuliah di China
mengikuti isterinya untuk sekalian berbulan madu. Tembok besar China menjadi
saksi atas sucinya cinta mereka.
·
Sudut Pandang
Novel
ini dibuat berdasarkan sudut pandang orang ketiga. Terlihat dari penggunaan
kata dia sebagai kata pengganti orang ketiga.
·
Amanat
Amanat
yang ingin disampaikan penulis pada pembaca lewat novel ini adalah agar pembaca
tidak sekedar mementingkan kehidupan dunianya, hanya mengejar gelar,
popularitas, dan harta. Namun lewat novel ini penulis ingin mengajak pembaca
untuk jangan menunda-nunda pernikahan sebagai salah satu bentuk ibadah dan
penyempurnanya agama, sebagai bekal untuk kehidupanya setelah mati.
D. Ulasan
kelebihan dan Kekurangan Buku
Gaya bahasa puitis yang digunakan di beberapa bagian
novel ini menjadi salah satu daya tarik untuk membacanya, misalnya pada halaman
awal cerita, kang Abik menggunakan kata-kata “Mendung menggantung. Langit
kelam. Gerimis perlahan turun. Titik air membasahi tanah, rerumputan, genting
juga landasan terbang. Sebuah pesawat turun. Suaranya menderu. roda-rodanya
menapak dan mencekram landasan”.
Cerita yang disampaikan dalam novel ini dekat dengan
kehidupan sehari-hari dan banyak dialami orang disekitar kita.
Kekurangn dari novel ini adalah banyak tedapat
kesalahan penulisan kata-kata,misalnya pada halaman tujuh seharusnya “makanya”
tetapi hanya tertulis “maka”, pada halaman lima puluh lima “teringan”
seharusnya “teringat”, pada halaman lima puluh lima “menjelasan” seharusnya
“penjelasan”, dan pada halaman 164 seharusnya “orang” tapi malah jadi “onrang”.
E. Manfaat
Manfaat
yang dapat kita ambil setelah membaca novel ini adalah jangan terlalu
memikirkan kuliah dan mengesampingkan ibadah. Sebenarnya bisa saja kuliah
sambil menikah, toh banyak juga pasangan yang sukses dengan kuliahnya walaupun
sudah menikah.
Lebih
memperhatikan keinginan orang tua. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka
karena kita tak mengetahui apa yang sebenarnya di inginkan orang tua kita, dan
jangan pula seperti Zahrana yang terlambat untuk mewujudkan keinginan orang
tuanya yang ingin melihatnya menikah karena sang ayah meninggal sebelum sempat
menyaksikan anaknya menikah.
Novel ini
memberikan pesan yang bernilai pendidikan, seperti pidato yang disampaikan
Zahrana ketika menerima penghargaan di Beijing. Kita harus bisa menjaga
lingkungan kita dengan baik. Jika sudah terjadi global warming kita tidak bisa
menyalahkan lapisan ozon yang bolong. Pencegahan global warming bisa kita cegah
mulai dari bentuk bangunan yang kita buat. Dalam membangun rumah perlu
diperhatikan ekosistemnya. Desain rumah pun haruslah memilih yang ramah
lingkungan seperti disain bangunan zaman dulu. Pagar-pagar tidak menggunakan
bahan kimia seperti semen ataupun kayu mati, tetapi menggunakan tanaman hidup.
1 komentar:
Terima kasih kakak.aku baru mau baca novelnya nih
Posting Komentar